Photo Slide Koor Ama HKBP Pejuang :

Senin, 20 April 2009

Sekali Coba Langsung Ketagihan

Gereja HKBP Pejuang Jumat 10 April 2009

Perayaan Jumat Agung tahun ini dirayakan oleh Seksi/Koor Ama HKBP Pejuang dengan menggelar acara "Manggallang Kung." (makan kung/RW). Seperti biasa jika menggelar acara makan2 bersama pasti tanpa perencanaan alias spontanitas. Selesai kebaktian Jumat Agung (yang dilanjut dengan acara Perjamuan Kudus) sembari ngopi2 di halaman gereja HKBP Pejuang ide "Manggallang Kung" datang dari "tetua2" (generasi yang lebih tua) nya koor ama HKBP Pejuang. "Bagaimana kalau nanti malam makan Kung/RW kita sembari latihan koor" begitu pancingan pertanyaan yang dilempar oleh tetua2 koor ama HKBP Pejuang, kebetulan juga Jumat malam adalah jadwal latihan rutin Punguan Koor Ama HKBP Pejuang. Piring pun diletakkan di atas meja dan masing2 anggota koor ama HKBP Pejuang merogoh kantongnya untuk urunan biaya "Manggallang Kung" malam harinya. Dana terkumpul, dilanjut dengan penentuan tempat pemesanan loppan/tambul/lauk-pauk.

Acara hampir gagal karena waktu yang terlalu mepet, tempat pemesanan biasanya adalah di Lapo salah seorang anggota koor Ama HKBP Pejuang yang juga adalah seorang Sintua di HKBP Pejuang. Amang Sintua itu sedang sibuk dalam konsistori menghitung uang persembahan Kebaktian Jumat Agung, takut mengganggu konsentrasinya kalau diganggu.

Untung ada Amang Siburian (salah seorang anggota koor ama HKBP Pejuang yang baru beberapa bulan bergabung dengan punguan koor ama). Sebelumnya beliau dengan beberapa sahabatnya di Wijk 6 dan Wijk 7 sudah berencana menggelar acara serupa (manggallang kung) di kediamannya. Mendengar kasak-kusuk anggota koor ama yang lain mencari siapa yang bisa menyediakan daging kung buat acara malam harinya, beliau menyela "Aku bisa memasak, asal ada dananya". Harapan kembali muncul, guru koor ama HKBP Pejuang Amang Ninggor Pardede dengan semangatnya menjawab sembari menyampaikan dana yang sudah dikumpulkan di piring "Dananya ada Lae, sudah dikumpulkan tadi".

Akhirnya acara "manggallang kung" itu jadi juga digelar. Latihan koor dipercepat mulainya, yang biasanya dimulai pukul 21.00 agak dimajukan 30 menit supaya agak panjang waktu yang tersedia manggallang kung itu. Menjelang ditutupnya latihan koor masuk sms dari Amang Siburian diterima salah seorang anggota koor ama yang mengabarkan mereka sudah dalam perjalanan menuju gereja sambil membawa "Kung Rica2" yang dimasaknya. Makin semangat aja anggota koor ama untuk segera keluar ruang gereja. Tepat pukul 22.00 WIB acara makan Kung Rica2 bersama dimulai dan dibuka dengan doa makan yang dibawakan oleh Sekretaris Huria/guru koor 2 St. B.L.Tambunan.


Surprise... dirasakan oleh hampir semua anggota koor ama yang ikut makan Kung Rica2 malam itu (ternyata tidak semua anggota koor ama yang doyan makan daging kung.... ada yang tidak ikut makan karena ingat anjing/kungnya di rumah). Benar2 nikmat dan lain dari daging kung yang biasanya disantap dalam acara2 spontanitas makan bersama sebelum2nya. Komentar dan pujian dilantunkan sembari menyantap makanan, "Tabo nai bah" (enak kali pun); "Pas kali seperti RW Rica2 Manado", "Apa aja bumbunya ini Lae Siburian". Amang Siburian senyum2 saja melihat tingkah pola punguan koor Ama HKBP pejuang menikmati Kung Rica2 bikinannya. Selesai makan, beliau menceritakan bahwa Kung Rica2 adalah hasil karyanya bersama Amang H. Silitonga (seorang Ama yang berdomisili di Wijk 6, namun belum bergabung sengan punguan koor Ama HKBP Pejuang). Beliau mengatakan bahwa Amang H. Silitonga lah yang mengajari dia meramu masakan Kung Rica2 itu. Kebetulan Amang H. Silitonga hadir dalam acara malam itu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Ketua punguan Koor Ama HKBP Pejuang (Ir. K. Situmorang) mengajak supaya Amang H. Silitonga mau bergabung dengan Punguan Koor Ama HKBP Pejuang. Namun sayang, Amang H. Silitonga belum dapat turut bergabung menjadi anggota koor Ama HKBP Pejuang dan berjanji suatu saat yang tepat nanti beliau akan datang bergabung menjadi anggota koor ama.

Pengaruh kelejatan Kung Rica2 itu rupanya masih terus nempel di lidah beberapa anggota koor ama HKBP Pejuang. Hari Minggu 19 April 2009 selepas acara kebaktian minggu, ada yang memancing lagi supaya acara makan kung rica2 digelar kembali. "Tabaen ma muse bah acara manggallang kung rica2 i, ketagihan iba poang" (kita bikin kagi lah acara makan kung rica2 itu, jadi ketagihan awak) kata salah seorang anggota koor ama. Namun karena pada sibuk dan ada jadwal arisan marga, acara lanjutan itu ditunda.

Sabar ma hita ate.... waktu yang tepat mangallang Kung Rica2 akan datang lagi.. Chev-nya (juru masaknya) kan sudah jadi anggota koor ama. (ETS)

Senin, 06 April 2009

Passion of Christ

Oleh : Efrael Sitohang (Tenor 1)

Tiga malam menjelang Jumat Agung (tanggal 10 April 2009) yaitu senin, selasa dan kamis malam, diadakan partangiangan (kebaktian) passion di gereja kami HKBP Pejuang. Selama ini saya pribadi kurang atau mungkin tidak ambil pusing dengan arti dari "partangiangan" ini. Ya pokoknya partangiangan passion lah, sudah itunya namanya dikasi/diatur dari kantor pusat HKBP di Pearaja Tarutung, begitulah tanggapan saya selama ini.

Kira2 enam (6) tahun yang lalu Mel Gibson membuat sebuah film berjudul "Passion of Christ", sebuah film yang sangat "sadistis", menggambarkan penderitaan Tuhan Yesus Kristus sebelum, menjelang dan saat disalibkan di bukit tengkorak "GOLGATA". Banyak media koran dan majalah tanah air yang mengulas film ini. Dalam salah satu ulasan sebuah majalah terkenal, saya lupa namanya, diungkapkan bahwa sang sutradara film ini Mel Gibson bersama timnya melakukan studi yang cukup lama dan panjang langsung kepada sumber dan daerah asal cerita alkitab Tanah Israel. Mel Gibson ingin mebuat sebuah Filem yang menggambarkan secara nyata/mendekati 99% bagaimana penderitaan yang dialami Tuhan Yesus Kristus saat itu. Bagaimana model cambuk berduri yang dihantamkan tentara romawi ke punggung Yesus Kristus, yang mencabik-cabik kulit dan daging punggung Yesus Kristus saat cambuk itu ditarik. Dalam ulasan majalah itu juga diceritakan bahwa cambuk itu benar2 kuat. Jika dicambukkan ke atas papan/kayu, duri-duri dari cambuk itu akan menempel/menancap pada kayu/papan tersebut. Dan saat cambuk itu ditarik, maka pada duri2-nya akan ikut menempel cabikan kayu2 bekas tempat menempelya duri2 cambuk itu. Dengan gamblang dan benar2 mendekati 99% seperti cambuk yang dipakai oleh tentara romawi saat itu.

Itu baru cerita mengenai cambuk, belum lagi tentang siksaan demi siksaan yang dialami dan diterima oleh Yesus Kristus saat menyusuri "Jalan Sengsara" (Via Dolorosa)", Dia dipukul, ditinju, ditendang, dipentung, diludahi, bukan oleh satu orang, tapi banyak orang saat itu. Benar2 sakit dan menderita. Semua itu ditanggunggnya hanya untuk menebus dosa kita manusia ciptaan-Nya yang dicintai-Nya. Film ini benar dapat men-fisualisasikan dengan nyata tentang penderitaan Kristus Tuhan.

Terus terang, oleh film ini saya dimelekkan, tentang makna partangian passion itu, tentang ayat dalam Bibel yang mencertiakan tentang penderitaan dan pengorbanan Tuhan Yesus Kristus. Begitu besar pengorbanan Tuhan Yesus Kristus, bagiku dan bagi seluruh umat manusia. Begitu sakit; begitu perih luka2 ditubuh-Nya, wajah-Nya, kaki-Nya, Kepala-Nya; habis dara-Nya tertumpah untuk menebus aku si pendosa besar ini.

Terima kasih Tuhan untuk karya Pengorbanan-Mu. Terima kasih juga untuk orang dan karya2 seni mereka, yang Engkau pakai untuk membuat aku memahami begitu besar pengorbananmu untuk menebus aku dari belenggu dosaku.