Photo Slide Koor Ama HKBP Pejuang :

Minggu, 28 Juni 2009

Jangan Kuatir (Pos Ma Roham)

Oleh : Efrael T. H. Sitohang (tenor 1)

"Pos Ma Roha Muna" (jangan kuatir) kata ini kembali terdengar dan terucap dari bibir Ibundaku yang sudah terlihat mulai keriput. Kata yang selalu dan selalu menguatkan kami anak2-nya dikala kami merasa kuatir terhadap sesuatu keadaan. Dan kata itu terdengar lagi saat keluarga kami diperhadapkan dengan kerjaan besar mempersiapkan pesta pernikahan Abangku yang sudah lama kami nanti2 kan. Proses mempersiapkan acara pesta yang begitu cepat membuat rasa kuatir itu memuncak, bagaimana mungkin bisa. Pesta adat batak yang sudah jamak terjadi selalu menyedot pikiran, tenaga dan biaya yang cukup besar harus bisa terlaksana???

"Bisa, kenapa tidak... Pos ma roma Muna (jangan kuatir), masa kalian masih meragukan kuasa-Nya. Tiga kali sudah acara ini kita laksanakan dengan kondisi dan keadaan yang sama. Bahen hamu partisipasi sian tulus ni rohamuna (berikan patisipasi dengan setulus hati), sisanya kita doakan dan serahkan kepada Tuhan, biar Dia yang menyempurnakan." kata Bundaku. Terdengar klise memang... tapi kalau dilihat lagi ke belakang dan direnungkan lagi dengan sepenuh hati... benar juga ya. Apalah kekuatan seorang Ibu yan sudah menjanda begitu lama dan disokong oleh anak2 yang tidak hebat2 amat profesinya.... tapi ternyata bisa melaksanakan apa yang dianggap oleh anak2-nya yang kurang iman ini sangat berat untuk dilaksanakan. "Dang adong na so tarpatupa Debata (tiada yang mustahil bagi Tuhan)" kata Beliau lebih menguatkan kami.

Dua tahap prosesi acara menjelang pesta pernikahan Abangku sudah terlaksana.. tinggal dua tahap lagi (martuppol/ikat janji dan pemberkatan nikah)... tetapi dengan keyakinan Bundaku... dan doa beliau... dan kamipun anak2-nya turut mendukung dalam doa2 kami... kerjaan besar ini pasti dapat terlaksana (walaupun masih ada rasa kuatir itu secuil dalam hati ... tapi melihat wajah Bundaku yang berbinar dan senang... rasa kuatir itu bisa hilang).

Sebagai appreasiasi terhadap Bundaku dan para Orangtua-Orangtua kami sekalian yang selalu menguatkan dan memberi keyakinan bagi aku dan kami yang muda2 dan masih hijau ini (ditambah untuk lebih paposhhon roha/menghalau rasa kuatir ku dan para saudara-2 ku), dalam latihan koor Ama HKBP Pejuang Jumat 26 Juni 2009 saat menyampaikan "undangan partumpolon" secara resmi kepada Punguan Koor Ama HKBP Pejuang, lagu "Jangan Kuatir" karya Drs. Bonar Gultom (GORGA) kurequest kepada guru koor kami dan seluruh anggota punguan koor Ama HKBP Pejuang untuk dapat dinyanyikan dalam acara Ibadah Partummpolon Abangku di hari Sabtu tanggal 4 Juli 2009 yang akan datang. Dan request-ku disambut antusias guru koor kami Amang Ninggor Pardede dan seluruh anggota koor Ama HKBP Pejuang yang hadir latihan malam itu (Mauliate Godang tu angka donganku Koor Ama HKBP Pejuang / terimah kasih banyak buat sahabat2-ku Koor Ama HKBP Pejuang).

Sebagai patujolo/prolog dan supaya lebih menhayati makna dalam lagu "Jangan Kuatir", disini aku tuliskan syair lagunya :

Jangan Kuatir

Siapakah di antara kamu, yang karna rasa kuatirnya
Dapat menambahkan, satu hasta saja, kepada jalan hidupnya

Ya... siapakah diantara kamu, yang karna rasa kuatirnya
dapat menambahkan, satu hasta saja, kepada jalan hidupnya

Dan jika engkau taiada daya, mencipta hal paling kecil
mengapa kah engkau kuatir, Ya.. mengapa kuatir perkara yang besar
mengapa kuatir, perkara yang besar

Lihatlah burung gagak kecil, tiada menabur, tiada menuai
tidak juga mengumpulkan bekal di dalam lumbung untuk hari esok
tetapi dia tak kurang suatu apa, diberi makan Bapa mu yang di sorga
tetapi dia tak kurang suatu apapun, diberi makan Bapa mu yang Akbar

Pandanglah bunga bakung di lembah, tiada bertenun tiada memintal
bunga bakung yang putih dan bersih, tiada bertenun tiada memintal
tetapi dia ternyata lebih indah, dari Salomo dalam kemegahannya
tetapi dia ternyata lebih indah pun dari Salomo Raja yang besar

Dan jika Tuhan Allah, mendandani rumput di ladang
dan memberi makan makhluk yang kecil, memberi makan ciptaanya yan kecil

tidak kah Dia kan terlebih lagi, memberi padamu sgala yang perlu
memberi kebutuhanmu, wahai orang yang kurang percaya

Jangan kuatir, janganlah ragu
karena Tuhan mu sayang padamu
Ya... karena Tuhan mu kasih kepadamu

Kamis, 11 Juni 2009

Sonang Ma Modom Ho Namartua (Tidurlah Dengan Tenang Engkau yang Diberkati)

Menari di atas awan... demikian sebait sajak dituliskan oleh Amang Jimmy Situmorang (Personil Tenor 2 Ama Koor HKBP Pejuang) di wall facebooknya sehari menjelang hari peringatan kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke Sorga. Tepat pada hari kenaikan Tuhan Yesus Kristus tanggal 20 Mey 2009 pukul 05.30 WIB Bapak terkasihnya (Op. Samantha Doli Situmorang) dipanggil Tuhan ke hadapannya. Baru kemudian disadari oleh Amang Jimmy Situmorang, sebait tulisan di dinding facebook-nya adalah suatu firasat bahwa Bapak terkasihnya akan dipanggil Tuhan ke hadapan-Nya meninggalkan dunia yang fana ini, meninggalkan pinomparnya (anak2, keluaga dan keturunnya) yang dikasihinya.

Sedih yang teramat dalam dirasakan oleh Amang Jimmy Situmorang mendengar kabar berita itu. Beliau ditelepon oleh Abangnya dari kampung (Tarutung) saat menunggu kereta pulang dari kanor menuju ke rumah. Sampai di rumah, beliau memberitahu kabar duka ini kepada istrinya dan seluruh keluarga yang ada di Jakarta. Malam harinya, oleh seluruh Hula2-nya (Keluarga dari istrinya), teman2 parsahutaonnya (sekomplek perumahannya), teman2 dari koor ama-nya, diadakan acara doa untuk mendoakan keberangkatan Amang Jimmy Situmorang, Istri dan keluarganya ke Tarutung untuk menghadiri dan melaksanakan acara adat pemakaman Bapak terkasihnya.

Op. Samntha Doli Situmorang meninggal dalam Usia 76 Tahun, meninggalkan 7 orang anak (6 laki2 dan 1 perempuan); 7 orang menantu (6 parumaen dan 1 Hela); dan 13 orang cucu. 7 tahun yang lalu sang Istri tercinta (Op. Samantha boru Br. Siregar) telah lebih dahulu dipanggil Tuhan ke hadapan-Nya dan 7 tahun pulalah lamanya Op. Samantha Doli Situmorang hidup sendiri sebagai Bapak; oppung bagi keturunnya. Pekerjaan terakhir Op. Samantha Doli Situmorang ini adalah sebagai Camat di Balige. Beliau adalah seorang yang sangat aktif dalam kegiatan2 Gereja dan kemasyarakatan sehingga banyak orang yang sangat terkesan dan sayang kepadanya (banyak sahabatnya). Hobby Catur, dan beliau terkena serangan jantung ketika sedang bermain catur bersama-sama sahabatnya di Tarutung.

"Bapak-ku adalah seorang yang sangat baik" demikian kata Amang Jimmy Situmorang saat mengucapkan terima ksaih ketika Koor Ama HKBP Pejuang datang ke rumahnya memberikan kata2 penghiburan. "Ribuan orang yang datang saat acara adat pemakamannya". Hal ini pun diaminkan oleh seluruh anggota koor ama HKBP Pejuang yang hadir dalam acara penghiburan di rumah Amang Jimmy Situmorang berdasarkan kesan2 yang didapatkan saat Op. Samantha Doli Situmorang berkunjung ke HKBP Pejuang.

Saur Matua.. ya... Op. Samantha Doli Situmorang telah berhasil menyandang predikat itu saat hidupnya. Suatu predikat adat yang paling diidamkan oleh orang tua dalam adat Batak. Dan acara adat saur matua dilaksanakan saat mengantarkan Op. Samantha Doli Situmorang ke Tambak (tempat peristirahatan terakhirnya di dunia) di Samosir.

Segenap Punguan koor ama HKBP Pejuang mengucapkan Turut Berduka Cita yang sedalamnya atas meninggalnya Bapak terkasih Amang jimmy Situmorang. Tetaplah tabah dan Bangga sebagai anak dari seorang Bapak yang penuh kasih. Lanjutkan terus hal2 baik yang telah ditanamkan oleh Amang (Op. Samantha Doli Situmorang) selama hidupnya. (ETS)